Emisi karbon adalah pelepasan gas rumah kaca, terutama senyawa yang mengandung karbon seperti CO2 (karbon dioksida), ke atmosfer. Sumber utama dari emisi karbon adalah pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas bumi untuk dijadikan sumber energi dan listrik.
Data Emisi Karbon di Dunia
Menurut Reuters, lebih dari 60% listrik global masih dihasilkan menggunakan bahan bakar fosil, walaupun sudah banyak sumber listrik alternatif yang lebih ramah lingkungan. Demikian pula halnya dengan produksi energi, bahan bakar seperti minyak bumi, gas, dan batu bara masih menjadi sumber yang paling dominan.
Selain itu, emisi karbon global juga dihasilkan oleh aktivitas manusia di dunia industri, pertanian, dan peternakan.
Dunia industri dan manufaktur banyak melepaskan emisi gas rumah kaca dalam produksi barang. Sementara itu, industri pertanian dan peternakan melepaskan gas metana melalui ternak dan dinitrogen oksida melalui pemakaian pupuk kimia. Pembukaan lahan baru dalam pertanian juga menghasilkan emisi karbon, karena penebangan hutan melepaskan karbon dioksida yang tersimpan di dalam pohon dan melepaskannya ke atmosfer.
Jika dilihat dari emisi karbon per negara, Indonesia menempati posisi ke-10 secara global, dengan industri listrik dan energi sebagai penyumbang terbesar, diikuti oleh sektor industri dan transportasi. Sementara itu, negara dengan emisi karbon terbesar adalah Cina, Amerika, India, Rusia dan Jepang.
Dampak dari Emisi Karbon Berlebihan
Karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya sebenarnya tersedia secara alami di atmosfer Bumi. Para ilmuwan percaya bahwa tingkat CO2 tetap stabil hingga ribuan tahun, namun terjadi peningkatan tajam setelah Revolusi Industri di abad ke-18.
Peningkatan yang berlebihan tersebut menjadi penyebab utama pemanasan global dan perubahan iklim. Gas-gas rumah kaca tersebut menahan panas matahari untuk keluar dari Bumi, menyebabkan suhu semakin naik.
Seiring dengan peningkatan suhu Bumi tersebut, semakin banyak efek negatif yang timbul:
Cuaca ekstrem. Gelombang panas dan dingin yang memuncak, musim kemarau dan hujan yang tidak menentu dan berkepanjangan, dan badai lebih sering terjadi.
Bencana alam. Cuaca ekstrem tersebut menimbulkan berbagai bencana seperti banjir, longsor, kekeringan, dan berkurangnya stok air bersih.
Gangguan ekosistem laut. Laut menyerap lebih banyak karbon dari biasanya, membuat air laut lebih asam dan membahayakan biota laut.
Naiknya permukaan air laut. Panas ekstrem melelehkan es di kutub dan menaikkan volume air laut, yang dapat menenggelamkan wilayah-wilayah pesisir.
Penurunan kualitas udara. Polusi udara akibat emisi karbon dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan dan kardiovaskular.
Krisis pangan. Cuaca ekstrem dan tidak menentu dapat berimbas pada turunnya hasil panen.
Mengurangi Emisi Karbon
Lalu, mengingat banyaknya dampak negatif dari emisi karbon yang terlalu tinggi, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi emisi karbon?
Di level individu, ada banyak berbagai aktivitas sehari-hari yang dapat kita ubah.
Pertama, kurangi penggunaan kendaraan pribadi. Beralihlah menggunakan transportasi umum, sepeda, atau berjalan kaki sehingga jumlah emisi karbon dari kendaraan bermotor dapat berkurang.
Atau jika memungkinkan dan terpaksa menggunakan kendaraan pribadi, Anda bisa menggunakan kendaraan bermotor yang lebih ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik atau hybrid yang menghasilkan emisi karbon lebih rendah. Namun, pengurangan penggunaan kendaraan pribadi tetap lebih dianjurkan.
Pastikan pula untuk menghemat listrik di rumah. Matikan lampu, kipas, AC ketika tidak berada di ruangan, cabut colokan peralatan elektronik yang tidak dipakai, dan gunakan alat elektronik yang hemat daya.
Mengurangi konsumsi barang berlebihan juga dapat mengurangi emisi karbon, mengingat semua barang yang kita gunakan melibatkan emisi karbon dalam proses produksinya. Belilah barang secukupnya dan jika memungkinkan, pilih produk-produk yang ramah lingkungan.
Adapun beberapa tips tambahan:
Gunakan air bersih secukupnya. Jangan mandi terlalu lama, matikan air saat sikat gigi atau mencuci piring, dan perbaiki pipa atau keran yang bocor.
Kurangi penggunaan plastik. Bawalah tas belanja sendiri saat berbelanja, hindari penggunaan sedotan plastik, dan bawa wadah makanan/minuman sendiri saat ingin membawa makan pulang.
Pilih produk lokal. Transportasi barang dari jarak jauh menghasilkan emisi karbon yang tinggi. Pilihlah barang yang diproduksi secara lokal untuk mengurangi emisi karbon dari transportasi.
Daur ulang dan kompos. Daur ulang sampah untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, dan kompos sisa makanan untuk menghasilkan pupuk organik.
Menanam pohon di sekitar rumah. Pohon menyerap karbon dioksida dari atmosfer, sehingga membantu mengurangi emisi karbon. Selain itu, pohon juga membuat lingkungan sekitar menjadi lebih sejuk, yang mana sangat bermanfaat di tengah pemanasan global saat ini.
Terakhir, dukunglah kebijakan-kebijakan yang mendukung pengurangan emisi karbon, seperti mendorong penggunaan energi alternatif terbarukan, pembangunan transportasi massal, dan efisiensi energi. Anda juga bisa mendukung perusahaan-perusahaan yang berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon mereka.
Kesimpulan
Emisi karbon yang berlebihan adalah masalah serius yang mengancam kehidupan, terutama bagi generasi masa datang. Individu, komunitas, dan pemerintah memiliki perannya masing-masing yang tak kalah penting dalam mengurangi emisi karbon. Dengan bekerja sama, kita bisa menciptakan Bumi yang layak huni bagi semua.
Commentaires