top of page
Gambar penulisWasteX

Meningkatkan Kinerja Usaha Peternakan Ayam dengan Biochar Sekam Padi

Diperbarui: 30 Sep

Peternakan ayam telah lama menjadi tulang punggung produksi pangan, dan dengan banyak tantangan di baliknya. Meningkatnya biaya operasional, masalah lingkungan, dan tekanan untuk meningkatkan produksi membuat petani dan pakar industri mencari strategi alternatif.


Oleh karena itu, WasteX baru-baru ini bermitra dengan Pitik Digital — perusahaan berbasis agri-tech yang berfokus pada industri ternak ayam — untuk meneliti bagaimana biochar dapat meningkatkan kinerja peternakan ayam. Uji coba tersebut mengungkapkan hasil menarik yang dapat bermanfaat bagi peternak dan lingkungan sekitarnya.


Apa Itu Biochar?

Sebelum mendalami lebih dalam hasil penelitian yang disebutkan di atas, mari kita pelajari sedikit tentang biochar dan cara pembuatannya.


Biochar adalah materi mirip arang, namun sangat berpori dan kaya akan karbon. Materi ini dibuat melalui proses pirolisis, yakni memanaskan bahan organik (umumnya limbah pertanian) dalam kondisi sedikit atau tanpa oksigen sama sekali.


Dalam industri pertanian, biochar telah terbukti meningkatkan kesehatan tanah dan tanaman. Sifatnya yang berpori dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas retensi air dan nutrisi dalam tanah, meningkatkan aktivitas mikroba yang bermanfaat, dan manfaat lainnya.


Uji Coba Biochar pada Peternakan Ayam dan Hasilnya

Pembuatan dan penggunaan biochar sekam padi dilakukan di sebuah peternakan ayam milik Pitik Digital di Jawa Barat, mulai dari Januari hingga Mei 2023.


Untuk uji coba ini, biochar diproduksi dari sekam padi menggunakan mesin biochar milik WasteX. Biochar kemudian digunakan dalam dua percobaan berbeda: 1) sebagai campuran litter, dan 2) sebagai suplemen pakan. Dua uji coba tersebut akan dirinci di bagian berikut.


Uji Coba Pertama

Selama uji coba pertama, tim berfokus pada pemakaian biochar sebagai campuran litter. Kelompok perlakuan mendapatkan campuran biochar dan sekam padi, yang terdiri dari 10% biochar dan 90% sekam padi. Sementara itu, litter pada kelompok kontrol berupa 100% sekam padi.


Adapun untuk ukuran sampel, sebanyak 3.200 ekor ayam digunakan. Kelompok kontrol dan perlakuan masing-masing memiliki 1.600 ekor ayam.

Biochar disebar di atas bedding kandang ayam

Hasilnya, kelompok perlakuan menunjukkan hasil yang sangat positif. Kelompok ini menggunakan materi litter 30% lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pengurangan penggunaan litter ini tidak hanya menunjukkan keefektifan biochar, tetapi juga menunjukkan potensi penghematan biaya bagi peternak.


Salah satu temuan paling signifikan dari uji coba pertama adalah peningkatan angka kematian. Kelompok perlakuan menunjukkan tingkat kematian ayam 25,7% lebih rendah, dengan 78 ekor ayam yang mati dibandingkan dengan 105 ekor ayam di kelompok kontrol. Penurunan ini dapat sangat meningkatkan hasi panen dan pendapatan total peternak.


Selain itu, kelompok perlakuan menunjukkan sedikit peningkatan dalam rasio konversi pakan (FCR) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan FCR 5,9% lebih rendah, ayam yang menggunakan litter bercampur biochar membutuhkan lebih sedikit pakan untuk menghasilkan 1 kg daging. Hal ini tentunya dapat menurunkan biaya pakan yang seringkali menjadi biaya operasional tertinggi.


Jika kita konversikan hasil uji coba tersebut ke dalam manfaat finansial, dampak biochar sekam padi terhadap peternakan ayam menjadi semakin signifikan.


Sebagai contoh, peternak dengan 20.000 ekor ayam berpotensi memperoleh pendapatan tambahan lebih dari $5.000 (Rp75 juta) per tahun dari pengurangan biaya materi litter, bobot ayam yang lebih berat, dan peningkatan operasional lainnya. Hal ini menawarkan secercah harapan bagi peternak dengan margin kecil, dan dapat meningkatkan mata pencaharian mereka secara signifikan.


Di bawah ini adalah tabel perbandingan untuk melihat semua parameter yang dinilai pada uji coba pertama dan hasilnya:

Parameter uji coba biochar sekam padi terhadap kinerja peternakan ayam

Uji Coba Kedua

Sementara itu, untuk percobaan kedua, pakan ayam ditambah dengan biochar (1-2% dari total pakan), diberikan saat anak ayam berumur 8 hari. Tujuannya untuk melihat pengaruh pakan yang dicampur biochar terhadap kadar Escherichia coli (E. coli) pada kotoran ayam.

Pakan ayam dicampur dengan biochar untuk mendongkrak hasil panen

Hasilnya luar biasa, dengan kelompok perlakuan mengalami penurunan kadar E. coli yang signifikan, hilang hingga 99,8%. Ini menunjukkan keefektifan biochar dalam mengurangi keberadaan patogen berbahaya dalam kotoran ayam sehingga meningkatkan kebersihan dan keamanan hayati.


Grafik di bawah ini menunjukkan perbedaan kadar E. coli antara pakan tanpa biochar dan yang diberi biochar 1% dan 2%, pada hari pengamatan ke-10, 20, dan 27.

Eliminasi E. coli dengan mencampurkan pakan ayam dengan biochar sekam padi


Pengaruh Biochar pada Tanaman Sayur

Selain manfaat terhadap peternakan ayam, penelitian ini juga mencoba memakai biochar yang dicampur dengan limbah litter pada tanaman sayur yang ada di sekitar peternakan. Tiga komposisi campuran biochar dan limbah litter dicoba untuk melihat komposisi yang paling efektif.


Hasilnya sangat baik, dengan adanya peningkatan hasil panen hingga 63%. Peningkatan tertinggi dicapai dengan menggunakan campuran 70% biochar dan 30% limbah litter.


Temuan di atas menyoroti potensi pemanfaatan biochar dalam industri agrikultur selain untuk peternakan ayam. Penerapan biochar yang dicampur dengan limbah litter dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan menghasilkan peningkatan hasil panen yang substansial. Hal ini juga menghadirkan pendekatan ramah lingkungan untuk memaksimalkan produktivitas pertanian.


Menghilangkan Karbon dengan Biochar Sekam Padi

Peternak ayam yang memanfaatkan biochar juga akan berkontribusi untuk mengurangi jejak karbon.


Selama proses pirolisis, biochar secara efektif mengunci karbon yang terkandung dalam bahan organik, mencegahnya lepas ke atmosfer. Karbon yang dikunci ini dapat bertahan selama beberapa dekade atau bahkan berabad-abad, dan secara efektif menghilangkan karbon yang akan lepas jika limbah litter dibiarkan membusuk.


Karakteristik unik biochar tersebut memberikan kesempatan bagi mereka yang memproduksi dan menggunakan biochar untuk mendapatkan kredit karbon.


Maka dari itu, WasteX, perusahaan di balik solusi biochar yang diuji cobakan pada penelitian ini, menjamin insentif kredit karbon untuk para kliennya sebesar $50/ton biochar. Jika dihitung, peternak dengan 20.000 ekor ayam bisa mendapatkan hingga berjumlah hingga $1.500 (Rp23 juta) per tahun.


Selama penelitian ini, sebanyak 0,3 ton biochar berhasil diproduksi dan digunakan. Keseluruhan proses berhasil menghilangkan 0,5 ton CO2 ekuivalen (setara dengan 0,5 kredit karbon). Sementara itu, setiap tahunnya, satu unit mesin biochar milik WasteX dapat menghasilkan hingga 30 ton biochar dan menghilangkan hingga 50 ton CO2 ekuivalen.


Langkah Selanjutnya

Pawel Kuznicki, CEO WasteX, mengungkapkan kegembiraannya atas hasil uji coba tersebut. Dia menyatakan bahwa hasil implementasi solusi biochar di peternakan ayam telah jauh melebihi ekspektasi awal.


Dia menambahkan bahwa WasteX mengharapkan beberapa peningkatan operasional, tetapi keuntungan utama yang didapatkan klien akan berasal dari kredit karbon.


Namun, hasil studi ternyata menunjukkan hal yang berbeda. Ia menyebutkan bahwa "penghematan biaya operasional dan pendapatan tambahan yang diperoleh dari tingkat kematian ayam yang lebih rendah, penggunaan material litter yang lebih sedikit, dan manfaat lainnya ternyata jauh lebih besar nilainya dibandingkan dengan pendapatan dari kredit karbon."


Rymax Joehana, mewakili Pitik Digital, juga menyebutkan bahwa mereka “memiliki pengalaman yang menyenangkan bekerja sama dengan WasteX." Mereka terbuka akan strategi baru untuk meningkatkan kinerja ternak mereka, dan tampaknya “penambahan biochar pada materi litter dan pakan membawa banyak manfaat operasional” untuk ternak ayam.


Selain itu, Pitik Digital juga berdiskusi dengan WasteX untuk menyebarluaskan solusi biochar tersebut.


“Saat ini kami sedang berdiskusi secara mendetail dengan WasteX untuk mengeksplorasi potensi perluasan solusi biochar ini agar dapat memberikan dampak ke Kawan Pitik lainnya, dan meningkatkan kelestarian lingkungan dalam operasional Pitik.”


Sementara itu, selain bekerja sama dengan Pitik Digital, WasteX juga “bekerja sama dengan sejumlah peternakan ayam lain di Indonesia dan Filipina untuk menyebarkan solusi biochar tersebut."


WasteX adalah start-up berbasis climate-tech yang beroperasi di Filipina dan Indonesia. Perusahaan ini menyediakan solusi biochar terpadu yang membantu petani, peternak, dan produsen agrikultur lainnya untuk memanfaatkan limbah biomassa dengan mengubahnya menjadi biochar untuk manfaat operasional dan lingkungan.


Dan seperti yang terlihat dari penelitian di atas, solusi biochar ini berpotensi merevolusi praktik peternakan ayam di Indonesia, Filipina, dan negara lainnya di Asia Tenggara.


Kesimpulan

Studi percontohan yang mengeksplorasi penerapan biochar sekam padi dalam peternakan ayam telah memberikan hasil yang luar biasa, membuka jalan bagi masa depan yang lebih berkelanjutan dan layak secara ekonomi bagi para peternak.


Temuan dari penelitian tersebut menyoroti manfaat signifikan dari pencampuran biochar dengan materi litter dan pakan ayam, termasuk pengurangan penggunaan mater litter, peningkatan FCR, tingkat kematian yang lebih rendah, dan peningkatan Indeks Performa.


Yang paling utama, manfaat penggunaan biochar dalam peternakan ayam tidak hanya sekadar meningkatkan kinerja peternakan ayam. Terdapat potensi keuntungan finansial yang besar, di mana peternak berkesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan kredit karbon melalui solusi WasteX.


Dengan kemampuannya untuk meningkatkan performa peternakan, memitigasi dampak lingkungan, dan meningkatkan penghidupan peternak, biochar merupakan solusi alternatif untuk industri peternakan ayam.


0 komentar

Comments


bottom of page